Glutathione, Kunci Melawan Penyakit Autoimun

Glutathione, Kunci Melawan Penyakit Autoimun

Dalam sel, antioksidan bernama glutathione diproduksi. Antioksidan ini terdiri dari tiga jenis asam amino, yaitu glutamin, glikin, dan sistein. Berbagai faktor seperti nutrisi yang tidak memadai, paparan toksin lingkungan, dan stres dapat menurunkan tingkat glutathione dalam tubuh. Selain itu, tingkat glutathione juga menurun seiring bertambahnya usia. Metode pengiriman glutathione dapat dilakukan melalui infus, topikal, atau inhalasi. Suplemen glutathione juga tersedia dalam bentuk kapsul dan cairan untuk dikonsumsi secara oral. Namun, untuk beberapa kondisi, metode pengiriman intravena lebih efektif dibandingkan dengan penyerapan glutathione secara oral.

  1. Peningkatan Kemampuan Bergerak Pada Penderita Penyakit Arteri Perifer

Penyakit arteri perifer terjadi ketika arteri di ekstremitas tubuh terhambat oleh plak. Paling umum terjadi pada kaki. Sebuah studi melaporkan bahwa glutathione meningkatkan sirkulasi darah, sehingga meningkatkan kemampuan partisipan studi untuk berjalan lebih jauh tanpa rasa sakit. Partisipan yang diberikan glutathione intravena dua kali sehari selama lima hari menunjukkan peningkatan mobilitas dibandingkan dengan mereka yang diberikan plasebo saline. Setelah itu, partisipan kemudian dianalisis untuk melihat perbedaan mobilitas yang signifikan.

  1. Reduksi Gejala Penyakit Parkinson Dengan Glutathione

Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa glutathione yang diberikan melalui suntikan intravena memiliki efek menguntungkan pada pasien dengan penyakit Parkinson. Studi tersebut menemukan bahwa penggunaan glutathione dapat membantu mengurangi gejala seperti tremor dan kekakuan, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hidup pasien. Meskipun hasilnya menjanjikan, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memvalidasi temuan ini dan menentukan dosis optimal serta frekuensi penggunaan glutathione.

  1. Glutathione Berpotensi Melawan Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun dapat meningkatkan stres oksidatif pada tubuh karena peradangan kronis yang terjadi. Beberapa penyakit autoimun seperti arthritis rematoid, penyakit celiac, dan lupus dapat merusak mitokondria pada sel-sel tertentu. Namun, sebuah studi menunjukkan bahwa glutathione dapat membantu mengurangi stres oksidatif dengan merangsang atau mengurangi respons imunologis tubuh. Selain itu, glutathione juga bekerja untuk melindungi mitokondria sel dengan menghilangkan radikal bebas. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkaji efektivitas glutathione dalam melawan penyakit autoimun.

 

  1. Mencegah Gejala Autisme

Beberapa penelitian, termasuk uji klinis yang dilaporkan dalam Medical Science Monitor, menunjukkan bahwa anak-anak dengan autisme memiliki tingkat kerusakan oksidatif yang lebih tinggi dan tingkat glutathione yang lebih rendah di otak mereka. Hal ini meningkatkan kerentanan anak-anak dengan autisme terhadap kerusakan neurologis dari zat seperti merkuri. Uji klinis selama delapan minggu pada anak-anak berusia 3 hingga 13 tahun menggunakan  glutathione secara oral atau transdermal. Perubahan gejala autis tidak dinilai sebagai bagian dari penelitian, namun kedua kelompok menunjukkan peningkatan kadar sistein, sulfat plasma, dan glutathione dalam seluruh darah.

  1. Menurunkan Stres Oksidatif

Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat mengurangi jumlah glutathione dalam tubuh. Namun, sebuah studi menunjukkan bahwa suplementasi makanan dengan sistein dan glisin dapat meningkatkan kadar glutathione. Studi tersebut juga menemukan bahwa hal tersebut dapat menurunkan stres oksidatif dan kerusakan pada orang yang mengalami diabetes yang tidak terkontrol, meskipun memiliki kadar gula darah yang tinggi. Peserta studi diberikan dosis sebanyak 0,81 milimol per kilogram (mmol/kg) sistein dan 1,33 mmol/kg glisin setiap hari selama dua minggu.

  1. Mengencerkan Lendir Di Saluran Pernapasan

Untuk mengobati kondisi seperti asma dan fibrosis kistik, dapat digunakan obat yang disebut N-acetylcysteine. Obat ini digunakan sebagai inhalan dan dapat membantu mengencerkan lendir yang terbentuk di saluran pernapasan. Selain itu, N-acetylcysteine juga dapat membantu mengurangi peradangan. Obat ini merupakan hasil turunan dari glutathione yang memiliki manfaat untuk kesehatan saluran pernapasan.

 

Berbagai jenis makanan mengandung glutathione, meskipun kadar glutathione dapat menurun secara signifikan akibat proses pemasakan dan pasteurisasi. Makanan yang mengandung glutathione paling tinggi antara lain:

  • Daging yang masih segar atau dimasak dengan sangat sedikit
  • susu segar dan produk susu lainnya yang tidak dipasteurisasi
  • buah-buahan dan sayuran yang baru dipetik seperti alpukat, asparagus dan lainnya.

Kini hadir di Indonesia! Frestio minuman kesehatan yang mengandung kolagen, Biotin (vit B7), DNA Salmon, L-Glutahione dan Zinc! Cek info lengkapnya disini