Deskripsi Biotin
Biotin, juga dikenal sebagai vitamin B7, merupakan salah satu jenis vitamin B yang memiliki peran penting dalam proses metabolik pada manusia maupun organisme lain. Vitamin ini berperan dalam penggunaan lemak, karbohidrat, dan asam amino. Kekurangan biotin dapat mempengaruhi kesehatan dan memicu gangguan pada metabolisme tubuh. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan biotin, seperti telur, kacang-kacangan, ikan, dan sayuran hijau.
Peran Biotin Pada Tubuh
Biotin berperan sebagai koenzim untuk lima enzim karboksilase yang terlibat dalam katabolisme asam amino dan asam lemak, sintesis asam lemak, dan glukoneogenesis. Selain itu, biotin juga berperan dalam biutinilasi protein histon dalam kromatin inti. Hal ini memiliki peran penting dalam stabilitas kromatin dan ekspresi gen. Kekurangan biotin dapat menyebabkan gangguan pada metabolisme tubuh dan kesehatan kita. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memenuhi kebutuhan biotin harian dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan biotin.
Biotin dapat bertahan stabil pada suhu kamar dan tidak rusak ketika dimasak. Asupan biotin pada populasi Barat diperkirakan sekitar 35 hingga 70 μg/hari. Sedangkan bayi yang masih menyusui memerlukan sekitar 6 μg/hari. Biotin dapat diperoleh melalui suplemen makanan, baik dalam bentuk individu atau sebagai bagian dari multivitamin. Sangat penting untuk memperhatikan regulasi dosis biotin agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan dalam asupan harian kita.
Biotin merupakan salah satu jenis vitamin B yang mudah larut dalam air. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar sebagai suplemen diet, maka akan terjadi penyerapan biotin di dalam tubuh yang diikuti dengan pengeluarannya melalui urin. Sedangkan jika biotin dikonsumsi sebagai bagian dari diet normal, maka tubuh akan mengeluarkan biotin dan metabolit biotin melalui urin. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan dosis dan sumber konsumsi biotin yang tepat guna menjaga keseimbangan fisiologi tubuh kita.
Ketika Tubuh Mengonsumsi Biotin
Biotin yang terkandung dalam makanan biasanya terikat pada protein. Saat mencerna protein, enzim pencernaan akan mengurai protein menjadi peptida terikat biotin. Kemudian, enzim usus biotinidase akan membebaskan biotin dari peptida tersebut, sehingga biotin dapat diserap dari usus halus. Saat dikonsumsi sebagai suplemen, penyerapan biotin tidak jenuh, sehingga bahkan dalam jumlah yang sangat tinggi, biotin tetap dapat diserap secara efektif. Transportasi biotin dari usus ke hati didukung oleh pengangkutan multivitamin bergantung natrium (SMVT), yang juga mengikat asam pantotenat. Oleh karena itu, konsumsi tinggi kedua vitamin ini dapat mengganggu transportasi vitamin lainnya.
Metabolisme dan Proses Ekskresi dalam Tubuh
Tubuh manusia memiliki banyak proses biokimia yang terjadi secara terus-menerus, salah satunya adalah metabolisme dan ekskresi. Proses ini melibatkan pemecahan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh dan mengeluarkannya melalui urin. Salah satu zat yang mengalami pemecahan melalui dua jalur adalah biotin.
Jalur pertama terjadi ketika sampingan asam valerat dipotong, yang menghasilkan senyawa bisnorbiotin. Jalur kedua melibatkan oksidasi sulfur, yang menghasilkan senyawa biotin sulfoxide. Kedua jalur ini terlibat dalam proses metabolisme biotin dalam tubuh.
Ketika biotin telah diproses melalui kedua jalur tersebut, sekitar setengah dari kandungannya akan diekskresikan melalui urine. Selain biotin, urine juga mengandung bisnorbiotin, biotin sulfoxide, dan jumlah kecil metabolit lainnya. Proses metabolisme dan ekskresi adalah bagian penting dari kesehatan tubuh manusia.
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kebutuhan Biotin
Biotin merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk menjaga kesehatan kulit, rambut, dan kuku. Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan biotin dalam tubuh.
Penggunaan alkohol kronis dikaitkan dengan penurunan signifikan biotin dalam plasma. Selain itu, obat anti-kejang seperti karbamazepin dan primidon juga dapat mempengaruhi penyerapan biotin oleh usus. Tingkat biotin yang rendah juga terjadi pada pasien yang telah menjalani gastrektomi parsial atau memiliki achlorhydria, serta pada pasien luka bakar, orang tua, dan atlet.
Kehamilan dan menyusui juga dapat mempengaruhi kebutuhan biotin. Pada kehamilan, percepatan katabolisme biotin dapat terjadi, sementara pada menyusui, peningkatan kebutuhan biotin masih harus dijelaskan. Studi terbaru menunjukkan kekurangan biotin marginal dapat terjadi pada kehamilan manusia, seperti yang terlihat dari peningkatan ekskresi asam 3-hidroksiisovalerat dalam urin, penurunan ekskresi biotin dan bisnorbiotin dalam urin, serta penurunan konsentrasi biotin dalam plasma.
Pengaruh Kekurangan Biotin pada Tubuh
Biotin merupakan nutrisi yang penting bagi tubuh. Meskipun kekurangan biotin primer jarang terjadi karena kandungannya yang banyak terdapat dalam berbagai makanan, kekurangan subklinis dapat menyebabkan beberapa gejala ringan seperti rambut rontok, kuku rapuh, atau ruam kulit yang biasanya terjadi di wajah. Selain dari asupan diet yang kurang, kekurangan biotin juga bisa terjadi akibat kelainan genetik yang mempengaruhi metabolisme biotin, seperti kekurangan biotinidase, karboksilase, dan pengangkut biotin. Pemeriksaan bayi baru lahir untuk kekurangan biotinidase sudah dimulai di Amerika Serikat sejak 1984 dan banyak negara juga mulai menguji gangguan genetik ini saat lahir. Pengobatan yang dilakukan adalah dengan memberikan suplemen diet seumur hidup yang mengandung biotin.
Kini hadir di Indonesia! Frestio minuman kesehatan yang mengandung kolagen, Biotin (vit B7), DNA Salmon, L-Glutahione dan Zinc! Cek info lengkapnya disini